Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis dan dapat tumbuh pada dataran rendah hingga ketinggian 700m di atas permukaan laut. Tanaman kelor merupakan salah satu tanaman perdu yang memiliki ketinggian 7-11 meter, dapat tumbuh dan bertahan pada musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan hingga 6 bulan serta mudah untuk pembiakannya. Kelor dikenal sebagai The Miracle Tree karena telah dibuktikan secara alamiah dapat menjadi sumber gizi yang memiliki khasiat obat (Marhaeni, 2021).
Di Indonesia, masalah gizi pada anak serta kesehatan pada ibu masih diperlukan perhatian yang lebih serius. Apabila terjadi kekurangan gizi yang banyak dibawah angka kebutuhan gizi pada anak, maka akan dapat menyebabkan stunting. Bahkan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada anak sehingga menyebabkan anak menjadi lebih pendek yang disebabkan karena kekurangan gizi dan juga memiliki risiko yang dapat mengurangi kesehatan anak dan kematian pada anak (Fatmawati dkk, 2022). Pada bulan Desember 2023, angka stunting mengalami penurunan menjadi 21,5%, namun seharusnya target dari penurunan stunting adalah mencapai 14% (Kemenkes, 2024). Oleh karena itu, diperlukan upaya mencegahan stunting dengan memanfaatkan salah satu tanaman lokal yaitu tanaman kelor (Moringa oleifera).
Menurut Integrated Taxonomic Information System (ITIS), klasifikasi tanaman kelor adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Magnolipsida
Order : Brassicales
Family : Moringaceae
Genus : Moringa
Species : Moringa oleifera Lam.
Morfologi Daun Kelor
Tanaman kelor merupakan pohon dengan kayu lunak, mempunyai kualitas rendah dengan diameter 30 cm. Daun tanaman kelor berkarakteristik sirip tak sempurna, bentuk seperti telur, kecil sebesar ujung jari. Memiliki daun berwarna hijau hingga hijau kecokelatan, memiliki panjang 1-3 cm, dengan lebar 4 mm sampai 1 cm, mempunyai ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, dan tepi daun rata. Memiliki bunga berwarna putih, putih kekuning kuningan (krem) atau merah, bergantung pada jenis atau spesiesnya (Marhaeni, 2021).
Kandungan Senyawa Kimia yang Terdapat Pada Daun Kelor Senyawa
Senyawa caffeid acid, kaempferol, quercetin, dan tocopherol pada tanaman kelor mempunyai potensi untuk mencegah stunting melalui aktivitas antioksidan yang ada di dalamnya (Rurisari, 2021). Selain itu, Daun kelor (moringa oleifera) merupakan tanaman kaya akan gizi, diantaranya yaitu Fe, As. Folat, Ca, dan fosfor (Irawan, 2020).
Khasiat Tanaman Kelor
Tanaman kelor memiliki beberapa nutrisi yang bahkan memiliki sifat perbaikan khusus dan dapat digunakan sebagai antifibrotik, antiinflamasi, antimikroba, antihiperglikemik, antioksidan, antitumor serta antikanker (Susanti dan Nurman, 2022)
Cara Pengolahan Secara Tradisional
• Dicuci segengam daun kelor segar
• Direbus dengan air sebanyak 1-2 gelas hingga mendidih
• Lalu siap diminum selagi hangat
Produksi Secara Modern
PT Naturindo Fresh menyediakan layanan maklon dalam bentuk kapsul, serbuk oral, cairan obat dalam, cairan obat luar, minuman serbuk, biskuit sehingga anda dapat memilih bentuk sediaan yang sesuai dengan target dan kebutuhan konsumen.
Kami mengelola produksi mulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas hingga proses pengemasan dan siap didistribusikan sehingga anda dapat memastikan bahwa produk yang dihasilkan berkualitas.
Komitmen kami terhadap kualitas dibuktikan dengan sertifikasi CPOTB yang diperoleh dari BPOM RI dan juga didukung oleh tim yang sudah berpengelaman dibidang herbal selama lebih dari 10 tahun. Konsultasikan dulu sekarang!
Sumber
Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. 2017. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Fatmawati, N., Zulfiana, Y., & Julianti, I. (2022). Pengaruh Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Pencegahan Stunting. Journal of Fundus, 3(1), 1-6.
Irwan, Z. (2020). Kandungan Zat Gizi Daun Kelor (Moringa Oleifera) Berdasarkan Metode Pengeringan. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(1), 69-77.
ITIS. Moringa oleifera Lam. Diakses dari https://www.gbif.org/species/3054181
Kemenkes. 2024. Presiden: Permasalahan Kesehatan Harus Diatasi Bersama. Diakses dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240424/0545350/presiden permasalahan-kesehatan-harus-diatasi-bersama/
Marhaeni, L. S. (2021). Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Sumber Pangan Fungsional dan Antioksidan. AGRISIA-Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 13(2).
Ruriasri, C., Yuniastuti, A., Susanti, R., & Nugrahaningsih, W. H. (2021, December). Identifikasi Senyawa Bioaktif Moringa Oleifera Lam. Sebagai Antioksidan Melalui Ligan Pada Mammalian Target Of Rapamycin (Mtor) Pathway Untuk Prediksi Pencegahan Stunting Secara In Silico. In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 9, pp. 256-261).
Susanti, A., & Nurman, M. (2022). Manfaat Kelor (Moringa Oleifera) Bagi Kesehatan. Jurnal Kesehatan Tambusai, 3(3), 509-513.