Manfaat Kayu Secang Untuk Asam Urat

Hiperurisemia adalah suatu kondisi kadar asam urat dalam darah lebih besar dari nilai normal. Pada laki – laki yang dikatakan hiperurisemia apabila kadar asam urat diatas 7 mg/dL dan pada peremupuan diatas 6 mg/dL. Hiperurisemia apabila dibiarkan akan memicu terjadinya kerusakan ginjal seperti nefrolitiasis, nefropatiurat, dan nefropati asam urat (Cendrianti et al., 2013). Keseimbangan produksi dan ekskresi asam urat merupakan kunci kendali asam urat dalam darah. Kelebihan produksi dan kurangnya ekskresi asam urat menyebabkan kadar asam urat dalam darah meningkat (Dipiro et al., 2011).

Secang termasuk suku leguminosae yang terbesar di indonesia. Bagian tanaman kayu secang yang digunakan sebagai obat ialah kayu. Kayu secang adalah potongan-potongan atau serutan kayu (Caselpinia sappan L), tumbuh di india, malaysia dan indonesia. Secang umumnya tumbuh di tempat terbuka sampai ketinggian 1000 m diatas permukaan laut seperti daerah pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Tingginya 5-10 m, batangnya berkayu, bulat dan berwarna hijau kecoklatan. Kayu secang sering diolah menjadi minuman herbal yang dicampur dengan aneka rempah yang dikenal dengan sebutan wedang uwuh. Selain bisa menghangatkan tubuh kayu secang juga bisa memberikan banyak manfaat untuk kesehatan. Salah satunya dapat menurunkan asam urat.

Klasifikasi kayu secang menurut Heyne (1987) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : sperimatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Klas : Dicotyledonae

Sub klas : Aympetalae

Ordo : Rosales

Famili : Leguminosae

Genus : Caesalpinia

Spesies : Caesalpinia sappan L

1. Morfologi tanaman

Secang merupakan tumbuhan perdu yang berupa pohon kecil tingginya kurang lebih 6 m. Selain itu secang mempunyai akar yang tunggang, batangnya berkayu, bulat, hijau kecokelatan. Daunnya majemuk, menyirip ganda, panjang 25-40 cm, anak daun 10-20 pasang, bentuknya lonjong, pangkal romping, ujung bulat, tepi rata, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm yang berwarna hijau. Bunga secang berjenis majemuk, bentuk malai, diujung batang, panjang 10-40 cm, kelopak lima, benang sari 15 mm, putik panjang 18 mm, mahkota bentuk tabung, kuning. Buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh, berisi 3-4 biji, hitam. Biji bulat panjang, panjangnya 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7 mm yang berwarna kuning kecokelatan.

2. Kandungan senyawa kimia kayu secang

  • Sumber antioksidan. Kayu secang mengandung senyawa fenol, flavonoid dan terpenoid yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Antioksidan dapat menghambat terjadinya radikal bebas yang merusak sel sehingga menghambat terjadinya penuaan dini.
  • Brazilin. Brazilin berfungsi untuk melindungi tubuh dari keracunan akibat radikal bebas.
  • Kayu secang memiliki kemampuan sebagai anti asam urat karena kulit kayu secang mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase. Xantin oksidase adalah enzim yang berperan dalam mengkatalis oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan menjadi asam urat. Enzim xantin oksidase termasuk kelompok enzim oksido reduktase yang merupakan enzim flavoprotein dan terdapat di dalam susu, beberapa organ dan jaringan. Enzim ini berasal dari tubuh manusia yang disintesis menjadi bentuk dehidrogenase, akan tetapi dapat mudah diubah menjadi bentuk oksidase oleh proses oksidasi residu sufridil atau oleh enzim proteolisis (Patcher, 2006).

3. Pemerian Simplisia

Pemerian berupa serutan atau potongan-potongan kayu, keras, padat, permukaan hasil serutabn kasar, tampak serat – serat yang memanjang, bekas serutan tidak beraturan; warna merah, merah jingga, atau kuning; tidak berbau; mula-mula tidak berasa tetapi lama – lama kelat. (Farmakope herbal edisi II, hal 399).

4. Khasiat Kayu Secang

Kayu secang secara empiris dimanfaatkan sebagai pereda diare, batuk, membantu mengatasi nyeri sendi, radang mata dan asam urat.

5. Cara Penggunaan Kayu Secang

  • Rebus 4 gelas air menggunakan api sedang.
  • Masukan kayu secang. Jangan merebus kayu secang melebihi 45 menit karena dapat menghilangkan kandungannya
  • Aduk perlahan – lahan setelah itu masukkan gula aren sedikit demi sedikit untuk menambah cita rasa.
  • Tunggu hingga mendidih dan minuman siap untuk dinikmati. Rebusan kayu secang dapat diminum dua kali sehari.

Referensi

Cendrianti F, Muslichah S, dan Ulfa EU. 2013. Uji Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak n-Heksan, Etil Asetat, dan Etanol 70% Daun Tempuyung

(Sonchus arvensis L.) pada Mencit Jantan Hiperurisemia. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Jember.

Dipiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L, Dipiro, C. V. 2011. Pharmacotherapy handbook. Inggris: McGraw-Hill. Education Companies

Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. 2017. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Heyne, K.,1987,Tumbuhan Berguna Indonesia, Volume II, Yayasan Sarana Wana Jaya : Diedarkan oleh Koperasi Karyawan, Badan Litbang Kehutanan,

Jakarta.

Kemenkes RI. 2017. Acuan Bahan Baku Obat Tradisional dari Tumbuhan Obat Di Indonesia. Direktorat Produksi Dan Distribusi Kefarmasian.

Patcher P, Nivorozhkin A, Szabo C. 2006. Therapeutic Effects of Xanthine Oksidase Inhibitors: Renaissance Half a Century After the Discovery of

Allopurinol. Pharmacological Reviews. 59(1): 87-114.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top