Temu Kunci (Boesenbergia Rotunda)

Nama Latin

Boesenbergia rotunda

Taksonomi

Kingdom (Kerajaan) : Plantae

Subkingdom: Tracheobionta 

Divisi (Divisio): Magnoliophyta

Kelas (Classis): Liliopsida

Subkelas (Subclassis): Zingiberidae

Ordo (Ordo): Zingiberidae

Famili (Familia): Boesenbergia

Genus: Boesenbergia

Spesies: Boesenbergia rotunda (L) Mansf. 

Definisi Umum

Temu kunci adalah tanaman herbal dari suku Zingiberaceae (jahe-jahean) yang rimpangnya sering digunakan sebagai bumbu masak dan obat tradisional. Tanaman ini memiliki aroma khas dan rasa sedikit pedas serta pahit.

Kandungan

Mengandung minyak atsiri, flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, kurkumin, dan senyawa aktif seperti pinostrobin, panduratin A, serta boesenbergin.

Khasiat

Temu kunci (Boesenbergia rotunda) termasuk ke dalam famili Zingiberaceae dan merupakan salah satu tanaman yang telah digunakan sebagai rempah dan obat herbal secara turun-temurun. Sastrahidayat (2016) menyatakan bahwa temu kunci memiliki berbagai macam khasiat antara lain sebagai rempah bumbu masak, obat batuk, peluruh dahak, penambah nafsu makan, mengatasi gangguan pencernaan, dan obat sariawan. Berdasarkan penelitian Baharudin et al. (2015) dilaporkan bahwa terdapat 18 senyawa aktif kelompok minyak esensial yang terkandung dalam rimpang temu kunci yang berpotensi sebagai antibakteri. Dalam penelitiannya, Baharudin et al. (2015) membuktikan bahwa kandungan minyak esensial dari temu kunci dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, B. cereus, E. coli. Beberapa penelitian secara in vitro membuktikan bahwa B. rotunda memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Staphylococcus epidermidis, Bacillus cereus (Sopitthummakhun et al., 2021), Streptococcus mutans (Handayani et al., 2018), dan Enterococcus faecalis (Ridzali, 2018). Mekanisme kerja minyak esensial sebagai antibakteri yaitu dengan mengubah permeabilitas dan mengubah toleransi garam sel. Hal ini dibuktikan pada sel E. coli yang terpapar minyak esensial 0,22% mengalami kebocoran senyawa anorganik (ion kalium dan kalsium) dan senyawa organik (asam nukleat dan protein) (Chahyadi et al., 2014). Minyak esensial dapat menyebabkan apotosis sel dan terganggunya pembentukan dinding dan membran sel (Chen et al., 2020).

Cara Pengolahan

  • Untuk jamu: Rimpang temu kunci dicuci bersih, digeprek, lalu direbus dengan air selama 10–15 menit, kemudian airnya diminum hangat.
  • Untuk bumbu masakan: Digunakan segar atau dikeringkan, lalu dihaluskan bersama bumbu lain.
  • Untuk perawatan tubuh: Dapat dijadikan bahan campuran lulur tradisional.

DAFTAR PUSTAKA 

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Farmakope Herbal Indonesia (Edisi I). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Hariana, A. (2006). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Dalimartha, S. (2000). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (Jilid 1). Jakarta: Trubus Agriwidya.

Winarto, W. P., & Surbakti, D. (2003). Tanaman Obat untuk Mengatasi Berbagai Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Nurjanah, N., & Riyanto, R. (2020). Aktivitas antibakteri ekstrak rimpang Boesenbergia rotunda. Jurnal Biologi Indonesia, 16(1), 45–52.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top