Nama Latin
Zingiber montanum (J.Koenig) Link ex A.Dietr.
Taksonomi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Subordo : Lilianae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber montanum (J.Koenig) Link ex A.Dietr.
Definisi Umum
Bengle (Zingiber montanum) merupakan tumbuhan herba, dengan tinggi 43 cm dan memiliki akar serabut. Batang berbentuk bulat (teres), diameter 1 cm, panjang ruas 40 cm, berwarna hijau, permukaan batang licin (leavis), tegak ke arah atas, dan percabangan simpodial. Daun berupa helaian saja, panjang 17 cm, lebar helaian 4 cm, bangun lanset (lanceolatus), pangkal runcing, tepi rata (truncates), dan ujung meruncing (acutus), permukaan licin (leavis), tipe tunggal, warna hijau pucat sampai gelap, berambut halus, jarang, dan pertulangan menyirip. Rimpang bercabang-cabang, aroma kuat, bertunas, warna kulit kuning, warna belahan daging kuning (Sasmaini, 2024).
Kandungan
Rimpang bengle (Zingiber cassumunar) merupakan tanaman dengan kandungan minyak atsiri, flavonoid dan kurkumin yang berkhasiat sebagai obat tradisional dan memiliki aktivitas antioksidan. Dikenal sebagai kurkuminoid, rimpang bengle mengandung minyak atsiri, saponin, tannin, triterpenoid, vitamin E, vitamin C, β-karoten, flavonoid, dan polifenol dengan sifat antioksidan. Konsentrasi optimal dari minyak atsiri rimpang bangle (Zingiber montanum) terbukti dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans adalah 50%. Implikasi penelitian adalah minyak atsiri rimpang bengle (Zingiber montanum) dapat direkomendasikan sebagai bahan alternatif antijamur dalam bidang kedokteran gigi (Rosadi et al., 2024). Rimpang bengle (Zingiber montanum) mengandung senyawa metabolit sekunder fenolik dan flavonoid, yang diperkirakan memiliki aktivitas penangkal radikal bebas atau tabir surya (Lailiyah et al., 2024).
Cara pengolahan
Untuk cara pengolahan tumbuhan suku Zingiberaceae yang paling umum dilakukan yaitu direbus dan diparut, sedangkan untuk cara pengolahan yang paling sedikit yaitu dibakar. Untuk cara pengolahan direbus ada 6 spesies tumbuhan yaitu bengle, jahe merah, kencur, kunyit, lengkuas merah dan temulawak, untuk cara diparut ada 5 spesies yaitu bengle, kencur, kunyit, lengkuas merah dan temulawak dan untuk cara pengolahan dibakar ada 1 spesies yaitu jahe merah merah. Bengle (Zingiber montanum) dapat dimanfaatkan menjadi beberapa macam olahan, antara lain:
1. Diolah menjadi minuman perpaduan antara dringo, bengle, jahe, kunyit, kencur, temulawak secukupnya, bersihkan lalu dikupas dan diiris kecil-kecil, kemudian direbus dan tambahkan asam jawa, gula merah, garam, merica bolong, madu dan air perasan jeruk nipis (Hastiana et al., 2023). Penelitian Rahmawati et al. (2021) melaporkan bahwa pengolahan tumbuhan paling sering digunakan adalah dengan cara direbus karena akan membunuh bakteri yang melekat pada tumbuhan tersebut. Proses pengolahan tumbuhan obat dengan cara direbus bertujuan untuk melarutkan zat aktif ke dalam air (Leksikowati et al., 2020).
2. Rimpang bengle (Zingiber montanum) dihaluskan, lalu disaring dan ditambahkan madu bermanfaat untuk mengobati demam (Nopiyanti, 2025).
3. Rimpang bengle (Zingiber montanum) dirajang (ukuran sedang), direbus, kemudian ditambahkan daun sirih bermanfaat untuk obat cacingan (Nopiyanti, 2025).
4. Rimpang bengle (Zingiber montanum) dipercaya memiliki kemampuan spiritual untuk melindungi bayi dan ibu hamil dari gangguan makhluk halus, karena memiliki aroma menyengat yang diyakini dapat mengusir makhluk gaib dan aura negatif. Rimpang ini dihaluskan dengan bawang putih kemudian dibalurkan di kening, punggung, dan telapak kaki bayi (Nopiyanti, 2025).
Daftar Pustaka
Han, A.-R., Kim, H., Piao, D., Jung, C.-H., Dan Seo, E.K., 2021. Phytochemicals and Bioactivities Of Zingiber Cassumunar Roxb. Molecules, 26: 2377. https://doi.org/10.3390/molecules26082377
Hastiana, Y., Nawawi, S., Azizah, S., Biologi, P., Palembang, U. M., & Obat, T. (2023). Pemanfaatan Tumbuhan Suku Zingiberaceae di Desa Sidorejo Kecamatan Muara Padang Kabupaten Banyuasin. Journal of Biology Education, Science, and Technology, 6(1), 288-294. https://doi.org/10.14421/biomedich.2024.131.73-82
Integrated Taxonomic Information System (ITIS). (2025). Integrated Taxonomic Information System: Zingiber montanum. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2025 pada https://www.itis.gov/
Lailiyah, M., Saputra, S. A., & Aryantini, D. (2024). Uji Aktifitas Antioksidan, flavonoid Total dan Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Bangle (Zingiber cassumunar). Indonesian Journal of Pharmaceutical Education, 4(3). https://doi.org/10.37311/ijpe.v4i3.28181
Leksikowati, S. S., Oktaviani, I., Ariyanti, Y., Akhmad, A. D., & Rahayu, Y. (2020). Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Lokal Suku Lampung Di Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Biologica Samudra, 2(1), 35–53. https://doi.org/10.33059/jbs.v2i1.2297
Nopiyanti, T., Santhyami, S., Noli, Z. A., & Idris, M. (2025). Tanaman Obat Tradisional Dusun Dlingo Kecamatan Geyer Grobogan, Jawa Tengah. Jurnal Biosilampari: Jurnal Biologi, 7(2), 115-126. https://doi.org/10.62112/biosilampari.v7i2.173
Rahmawati, F. N., Harmida, & Aminasih, N. (2021). Pemanfaatan Tumbuhan Obat Zingiberaceae Pada Suku Rawas Di Desa Jajaran Baru I Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Sribios, 2(1), 23–28. https://doi.org/10.24233/SRIBIOS.2.1.2021.212
Rosadi, F. I., Imran, I., Nadya, P. C., Abdillah, I., & Elliana, M. (2024). Uji efektivitas minyak atsiri rimpang bangle (Zingiber montanum) terhadap pertumbuhan Candida albicans: eksperimental murni. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 36(1), 57-64. https://doi.org/10.24198/jkg.v36i1.52295
Sasmaini, D., Lestari, W., Hapida, Y., & Nurokhman, A. (2024). Identification of the Zingiberaceae Family in Banuayu Village, South Kikim District, Lahat Regency, South Sumatra. Jurnal Biologi Tropis, 24(2), 664-674. https://doi.org/10.29303/jbt.v24i2.6844

