
Nama Latin
Curcume aeruginosa Roxb
Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcume Aeruginosa Roxb
Definisi Umum
Temu hitam memiliki nama lokal temu erang (Sumatra), koneng hideung (Jawa Barat), temu ireng (Jawa Tengah dan Jawa Timur), temu ireng (Madura), dan temu lotong (Sulawesi dan Nusa Tenggara). Tanaman ini sudah dikenal dan dibudidayakan secara besar-besaran di negara Asia lainnya seperti Malaysia, Kamboja, dan Myanmar. Di Indonesia rimpang temu hitam telah digunakan sebagai bahan baku jamu gendong dengan nama ramuan cabe puyang . Temu hitam atau dalam bahasa latin disebut Curcuma aeruginosa Roxb. Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb) adalah salah satu rempah asli Indonesia Yang biasa digunakan sebagai bahan campuran obat atau jamu. Rimpang temu hitam merupakan salah satu keluarga dari Zingiberaceae. Tanaman ini secara empiris tumbuh pada ketinggian 1.150 m di atas permukaan laut, tumbuh baik pada tanah subur yang terairi baik (Kemenkes RI, 2011). Salah satu manfaat dari rimpang temu hitam yang sudah diteliti sebelumnya yaitu sebagai obat demam berdarah (Moektiwardoyo et al., 2012). Temu hitam adalah terna yang tingginya dapat mencapai 2 m. Batangnya semu, dan tersusun atas kumpulan pelepah daun yang basah dan berwarna hijau. Daunnya berwarna merah lembayung kecoklatan yang berwarna lebih gelap pada sepanjang tulang daunnya. Daunnya tunggal, panjang, dan terdiri atas 2-9 helai. Helaiannya berbentuk bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkalnya runcing, berwarna hijau tua pada kiri-kanan tulang daun. Panjang daun 31–84 cm, dengan lebar 10–18 cm.
Kandungan
Temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb) termasuk ke dalam famili Zingiberaceae yang mengandung beberapa senyawa, seperti minyak atsiri, tanin, curikumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumolactone, germakron, dan curcumin. a, ß, g-elemene, linderazulene, demethyoxy kurkumin, bisdemethoxy kurkumin dan zat pembawa rasa pahit. Kurkumin merupakan senyawa yang peka terhadap lingkungan terutama karena pengaruh ph dan suhu, cahaya serta radikal-radikal. Senyawa turunan kurkumin disebut kurkuminoid, yang hanya terdapat dua macam, yaitu desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin. Sebagai penambah nafsu makan, kurkumin memperbaiki kelainan pada kantong empedu dengan memperlancar pengeluaran cairan empedu dan pankreas dan sebagai hepatotoksik, sehingga terjadi peningkatan aktifitas pencernaan, serta berkemampuan merangsang perjalanan sistem hormone metabolisme dan fisiologi tubuh, Sebagai skrining awal untuk mendeteksi kemampuan ekstrak rimpang temu hitam sebagai antikanker maka dilakukan uji toksisitas. Toksisitas diartikan sebagai potensi dari suatu senyawa kimia untuk dapat menyebabkan kerusakan ketika senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh manusia (Zulfiah et al., 2020).
Khasiat
Temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb) memiliki rasa pahit. Tumbuhan ini memiliki khasiat sebagai penambah nafsu makan, dikarenakan dalam temu hitam mengandung minyak atsiri yang berpotensi menurunkan lemak, sehingga dapat menambah nafsu makan (Adiant dkk, 2020). Selain itu, kandungan kurkumin yang terdapat di temu hitam dapat menyebabkan relaksasi usus di saluran cerna, sehingga membantu mencerna makanan dan menyerap bahan makanan dengan cara meningkatkan kinerja lambung yang menyebabkan lambung terasa kosong, kemudian akan mengirimkan sinyal ke otak yang berdampak terhadap peningkatan atau menimbulkan rasa lapar, serta Herbal Rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa) memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, membantu menurunkan tekanan darah dengan mencegah penumpukan Reactive Oxygen Species(ROS), yang merupakan faktor penyebab hipertensi (Sari & Supratman, 2022).
Cara Pengolahan
Olahan temu hitam meliputi jamu herbal yang diminum langsung, teh bubuk temu hitam yang diseduh dengan air hangat, serta racikan obat oles untuk penyakit kulit seperti ruam dan kudis dengan tambahan minyak kelapa. temu hitam juga dapat digunakan sebagai bumbu alami dalam masakan. Kunyit hitam sebanyak 9 gram dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang masih tertinggal pada tanaman yang kemudian dilakukan pengovenan pada suhu 50°C selama 24 jam yang bertujuan untuk mengurangi kadar air tanaman hingga kurang dari 10% untuk terhindar dari pertumbuhan jamur. temu hitam yang telah dikeringkan, digiling dan diayak. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan masakan dan jamu temu hitam.
DAFTAR PUSTAKA
Adiant, M., Pramesti Ella, R. dan Puruhito Frederik, E. (2020). Combination therapy of massage and temu ireng. Journal of Vocational Health Studies, 4(1):1–4. https://e-journal.unair.ac.id/JVHS/article/view/21086.
Kementrian Kesehatan RI. (2011).100 Top Tanaman Obat Indonesia. Balai Besar Litbang: Kementrian Kesehatan RI
Moektiwardoyo, M., Tjitraresmi, A., Susilawati, Y., Iskandar, Y., Halimah, E. & Zahrianti,D. (2012).The Potential of Dewa Leaves (Gymura pseudochina (L) D.C) and Temu Ireng Rhizomes (Curcuma aeruginosa Roxb.) as Medicinal Herbs for Dengue Fever Treatment, Procedia Chemistry.3 (2): 134- 141. https://doi.org/10.1016/j.proche.2014.12.017
Sari, A. P., & Supratman, U. (2022). Phytochemistry and Biological Activities of Curcuma aeruginosa (Roxb.). Indonesian Journal of Chemistry, 22(2), 576–598. https://doi.org/10.22146/ijc.70101
Setiadi, A., Khumaida, N., Ardie, W., & Sintho, D. 2017. Keragaman Beberapa Aksesi Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) Berdasarkan Karakter Morfologi. Indonesian Journal of Agronomy, 45 (1): 71–78. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalagronomi/article/view/13773.
Juhadi & Fathoni. (2024). Pengaruh Pemberian Rimpang Temu Ireng (Curcuma Aeruginosa) Terhadap Tekanan Darah Hipertensi, Jurnal Kesehatan Tropis Indonesia. vol. 2 (1). https://journal.larpainstitute.com/index.php/jkti/article/view/86/56.
Zulfiah, Megawati, Herman, Lau, S. H. A, Hasyim, M. F, Murniati, Roosevelt, A, Kadang, Y, Izza, N, Patandung, G. (2020). uji Toksisitas Ekstrak Rimpang Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) Terhadap Larva Udang (Artemia salina Leach) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jurnal Farmasi Sandi Karsa, 6(1), 44–49. DOI: 10.36060/jfs.v6i1.67.
