
Nama Latin
Centella asiatica (L.) Urban
Taksonomi
Kingdom (Kerajaan): Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Divisi (Divisio): Magnoliophyta / Spermatophyta (Angiospermae)
Kelas (Classis): Magnoliopsida (Dicotyledonae)
Subkelas (Subclassis): Rosidae
Ordo (Ordo): Apiales
Famili (Familia): Apiaceae (Umbelliferae)
Genus: Centella
Spesies: Centella asiatica (L.) Urban
Definisi Umum
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) adalah tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dengan batang tipis, beruas, dan mampu mengeluarkan akar pada setiap ruas yang menyentuh tanah. Tanaman ini termasuk dalam famili Apiaceae dan sering ditemukan tumbuh liar di tempat yang lembap, seperti tepi sawah, pekarangan, maupun area berumput yang teduh. Daun pegagan berbentuk bundar atau menyerupai ginjal dengan tepi bergerigi halus, berwarna hijau cerah, dan bertangkai panjang yang keluar dari setiap ruas batang, membentuk roset di permukaan tanah. Bunganya kecil berwarna merah muda keunguan, tersusun dalam bentuk payung majemuk (umbel), dan menghasilkan buah kecil pipih berbiji. Pegagan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, mampu tumbuh baik di daerah tropis dengan intensitas cahaya sedang hingga rendah, serta dapat berkembang di dataran rendah maupun tinggi. Secara morfologis, tanaman ini tidak memiliki batang tegak seperti tanaman berkayu, melainkan batang menjalar yang memudahkan penyebarannya melalui stolon.
Kandungan
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) mengandung berbagai senyawa bioaktif penting yang berperan dalam aktivitas farmakologisnya. Kandungan utama tanaman ini adalah kelompok triterpenoid saponin, terutama asiaticoside, madecassoside, asiatic acid, dan madecassic acid, yang berfungsi sebagai agen penyembuh luka, antiinflamasi, dan stimulan pembentukan kolagen. Selain itu, pegagan juga mengandung flavonoid seperti quercetin, kaempferol, dan apigenin yang berperan sebagai antioksidan alami untuk menangkal radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif. Senyawa lain yang ditemukan meliputi tanin, alkaloid, sterol (β-sitosterol dan stigmasterol), minyak atsiri, glikosida, serta senyawa fenolik yang mendukung aktivitas antimikroba dan antidiabetes. Kandungan asam amino dan vitamin dalam pegagan juga berkontribusi terhadap efek tonik dan regeneratif jaringan tubuh. Kombinasi berbagai senyawa tersebut menjadikan pegagan tidak hanya bermanfaat untuk perawatan kulit dan penyembuhan luka, tetapi juga untuk menjaga kesehatan saraf, memperbaiki fungsi kognitif, serta meningkatkan sistem imun secara alami.
Khasiat
Dalam berbagai tradisi pengobatan, pegagan dikenal luas sebagai tanaman obat multifungsi yang telah digunakan selama berabad-abad di Asia, termasuk dalam sistem pengobatan Ayurveda, pengobatan tradisional Tiongkok, dan jamu Indonesia. Pegagan sering disebut sebagai “herba peremajaan” karena dipercaya dapat meningkatkan daya ingat, menenangkan sistem saraf, mempercepat penyembuhan luka, serta memperbaiki kesehatan kulit. Kandungan senyawa aktifnya, terutama triterpenoid saponin seperti asiaticoside, madecassoside, dan asiatic acid, memberikan aktivitas farmakologis yang beragam, termasuk antioksidan, antiinflamasi, dan penyembuh luka. Selain digunakan sebagai obat, pegagan juga dikonsumsi sebagai lalapan atau dibuat menjadi minuman herbal karena rasanya yang segar dan manfaatnya bagi kesehatan. Dalam industri modern, ekstrak pegagan telah banyak diaplikasikan dalam produk kosmetik, suplemen kesehatan, serta obat topikal untuk regenerasi kulit dan perawatan jaringan. Kombinasi antara kemudahan budidaya, nilai ekonomi tinggi, dan khasiat ilmiah yang terbukti menjadikan pegagan salah satu tanaman obat unggulan Indonesia yang potensial dikembangkan secara berkelanjutan.
Cara Pengolahan
Berikut ini beberapa metode pengolahan pegagan yang umum digunakan dalam praktik tradisional dan penelitian:
- Pembuatan ekstrak (macerasi, maserasi, pelarutan, dst.)
- Bahan (daun segar atau kering) dicuci dan dikeringkan (jika menggunakan daun kering).
- Serbuk / potongan daun kemudian direndam dalam pelarut (air, etanol, etanol-air, metanol, atau campuran) selama periode tertentu (jam hingga hari), sering disebut maserasi.
- Setelah masa rendaman, larutan disaring, filtrat dikumpulkan, diuapkan (misalnya dengan rotary evaporator) untuk menghasilkan ekstrak pekat.
- Beberapa penelitian memvariasikan waktu maserasi untuk mendapatkan rendemen optimal dan aktivitas antioksidan terbaik.
- Sediaan lokal / salep / gel
- Ekstrak pegagan (misalnya etanol) dimasukkan dalam formula gel, salep, krim, atau sediaan topikal lainnya.
- Misalnya, penelitian menyatakan bahwa gel ekstrak daun pegagan mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis (pada konsentrasi tertentu) dalam percobaan.
- Uji stabilitas (organoleptik, pH, homogeneity, viskositas, penyebaran) juga dilakukan dalam formulasi tersebut.
- Olahan makanan / konsumsi langsung
- Daun pegagan digunakan sebagai lalapan atau sayuran mentah.
- Pegagan dijadikan olahan keripik sebagai inovasi lokal dalam komunitas masyarakat (contoh: keripik daun pegagan)
- Pegagan digunakan sebagai teh herbal atau infus (daun diseduh dengan air panas) sebagai minuman kesehatan bersifat antibakteri / tonik herbal.
- Ekstrak air / rebusan
- Cara sederhana adalah merebus daun pegagan dalam air panas, menyingkirkan residu padat, dan meminum hasil rebusannya sebagai ramuan tradisional.
- Namun, kandungan senyawa tertentu (misalnya beberapa senyawa etanol larut) mungkin kurang terekstrak sempurna dalam air dibandingkan pelarut organik.
- Formulasi sediaan lain (serum, kapsul, dsb.)
DAFTAR PUSTAKA
Azzahra, F., & Hayati, M. (2019). Formulasi dan Aktivitas Gel Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urb) terhadap Staphylococcus epidermidis. Jurnal Prepotif, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai. Diakses dari https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/prepotif/article/view/30520
Brinkhaus, B., Lindner, M., Schuppan, D., & Hahn, E. G. (2000). Chemical, pharmacological and clinical profile of the East Asian medical plant Centella asiatica. Phytomedicine, 7(5), 427–448.
Departemen Pertanian Republik Indonesia. (2024). Budidaya Pegagan: Tanaman Obat Berkhasiat. Direktorat Jenderal Hortikultura. Diakses dari https://hortikultura.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2024/11/Budidaya-Pegagan-Tanaman-Obat-Berkhasiat_watermark.pdf
Jurnal Universitas Muhammadiyah Jakarta. (2022). Optimasi Waktu Maserasi pada Ekstraksi Daun Pegagan (Centella asiatica). Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Diakses dari https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/view/22497
Sadik, F., & Anwar, A. R. A. (2022). Standarisasi Parameter Spesifik Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella asiatica L.) Sebagai Antidiabetes. Journal Syifa Sciences and Clinical Research, 4(1). Diakses dari https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jsscr/article/download/13310/3835
Subhawa, I. M., et al. (2020). Efek Pemberian Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) terhadap Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 9(1). Diakses dari https://journal.uwks.ac.id/index.php/jikw/article/download/664/pdf
Sutardi. (2016). Kandungan Bahan Aktif Tanaman Pegagan dan Khasiatnya untuk Meningkatkan Sistem Imun. Jurnal Litbang Pertanian, 35(3).
Sulistio, A. D., dkk. (2021). Pemanfaatan Daun Pegagan (Centella asiatica) Menjadi Olahan Keripik. Jurnal Pengabdian Masyarakat, Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses dari https://journal.uny.ac.id/index.php/jpmmp/article/download/44317/pdf
Universitas Udayana. (2023). Potensi Tanaman Pegagan (Centella asiatica) dalam Pengembangan Obat Herbal Tradisional. Jurnal Farmasi Udayana, 12(2). Diakses dari https://ojs.unud.ac.id/index.php/jfu/article/download/114802/57768
Wikipedia. (2025). Centella asiatica. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pegagan
