Mawar (Rosa Damascena)

Nama Latin

Rosa domascena Mill.,

Taksonomi

Kingdom     : Plantae

Divisi          : Magnoliophyta

Kelas            : Magnoliopsida

Ordo             : Rosales 

Famili           : Rosaceae

Genus           : Rosa 

Spesies        : Rosa domascena 

Definisi Umum

Tanaman bunga mawar merah (Rosa damascena) memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap berbagai jenis iklim, sehingga dapat tumbuh di wilayah subtropis atau dingin maupun wilayah beriklim tropis atau panas seperti di Indonesia. Idealnya tanaman ini dibudidaya di daerah Indonesia yang ada di ketinggian 560-1400 mdpl. Menurut data Badan Pusat Statistik (2017), hasil produksi bunga mawar terbanyak ke-2 di Indonesia untuk kategori bunga hias yaitu 184.455.598 tangkaipada tahun 2017, lokasi pesebaran mawar antara lain: Kota Batu Malang, Bogor, Cianjur, Semarang, Pasuruan,dan Mojokerto.

Tanaman bunga mawar termasuk jenis koloni belukar dengan tinggi 1-2 meter, batang berkayu dan berduri, daun tanaman ini termasuk jenis daun majemuk yang terdiri dari 5-7 lembar, berbentuk bulat telur dengan bagian tepi bergerigi rapat berukuran 5-7 cm, permukaan daun ditutupi rambut halus. Tanaman ini berbunga cukup banyak dalam 1 periode pertumbuhan dan bersifat soliter, bunga mawar spesies ini umumnya berwarna merah, pink keunguan dengan diameter rata-rata 7 cm dan terdiri dari 22-35 kelopak dalam satu mahkota. Kelopak bunga berukuran 2-3 cm berbentuk bulat lonjong seperti buah pir yang biasanya dilapisi oleh kelenjar tangkai dan rambut halus.

Kandungan

Ekstrak bunga mawar merah (Rosa damascena) mengandung tannin, geraniol, nerol, citronellol, dan flavonoid yang memiliki efek antibakteri. Flavonoid merupakan agen antibakteri yang melawan berbagai mikroorganisme patogen. Kelopak mawar merah (Rosa damascena) mengandung zat aktif yang terkandung dalam ekstrak mawar merah yang berfungsi sebagai antiseptik dan antifungi diantaranya zat tanin dan sitronellol. Zat tanin merupakan senyawa kompleks yang memiliki bentuk campuran polifenol. Senyawa fenol yang ada pada tanin mempunyai khasiat adstrigensia, antiseptik, antifungi, dan pemberi warna.

Mawar merah (Rosa damascena) mengandung muurolene, isomenthone, α- himachalene, linalool, α-pinene, phenethyl alcohol, citronellyl formate, β- citronellol, citronellol asetat, geraniol, geranyl asetat, nerol, n-hexyl asetat, α- myrcene, eugenol, dan neroli alkohol yang dapat berkhasiat sebagai aromaterapi.

Khasiat

Sebagai antiseptik (limonene membantu penyembuhan luka dan luka bakar pada permukaan kulit), memiliki efek vasokonstriksi pada kapiler, sehingga berguna dalam mengurangi kemerahan yang disebabkan oleh pembesaran pembuluh dan kapiler, dapat menyejukkan kulit yang terluka, membantu membersihkan dan mensterilkan luka ringan dan kulit yang lecet, serta mengurangi edema dan rasa sakit (efek analgesik).

Ekstrak kelopak mawar merah mempunyai daya 8 hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak kelopak mawar merah terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans adalah pada konsentrasi 100% dengan luas hambat sebesar 1,65.

Cara Pengolahan

Tanaman mawar dapat diolah menjadi beberapa sediaan seperti pembuatan sabun padat bunga mawar, pembuatan lilin aromatherapy, pembuatan garam mandi bunga mawar, pembuatan air mawar sebagai toner cleanser, pembuatan hand senitizer bunga mawar. 

DAFTAR PUSTAKA

Anjarsari, I. R. D., Murgayanti., & Suminar, E. (2022). Pemanfaatan Bunga Mawar untuk Konsumsi di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, 11(2), 172-175.

https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v11i2.33491

Komala, O., Utami, N. F., & Rosdiana, S. M. (2020). Efek Aromaterapi Minyak Atsiri Mawar (Rosa damascena MILL.) dan Kulit Jeruk Limau (Citrus amblycarpa) terhadap Jumlah Mikroba Udara Ruangan Berpendingin. Berita Biologi: Jurnal Ilmu-ilmu Hayati, 19(2), 215-222. https://doi.org/10.14203/beritabiologi.v19i2.3697

Stefani, S. W., Mursyanti, E., Pelatihan Pengolahan Produk dari Bunga  Mawar pada Masyarakat di Kawasan Sapuangin, Merapi, Klaten https://doi.org/10.24002/jai.v3i6.8082

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top