Nama latin
Persea gratissima
Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea gratissima
(Hartati et al., 2022)
Definisi Umum
Alpukat (Persea Gratissima) tumbuh subur di daerah sub tropis maupun tropis seperti Indonesia. Tanaman alpukat seringt dikonsumsi dalam bentuk buah, bagian daun dan biji alpukat juga memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan. Tanaman alpukat tumbuh tegak dengan tinggi 9–18 m dengan diameter batang berkisar antara 30 hingga 60 cm. Bentuk daunnya bisa bermacam-macam, antara lain lanset, elips, lonjong, bulat telur, atau lonjong dan bisa berselang-seling. Warna daun hijau tua, mengkilap di permukaan atas, dan keputihan di bagian bawah. Panjang daun berkisar antara 7,5–40 cm dan bentuk buah seperti buah pir, sering berleher, lonjong atau hampir bulat dengan panjang 7,5–33 cm dan lebarnya bisa mencapai 15 cm. Kulit buahnya berwarna kuning kehijauan, hijau tua, ungu kemerahan atau ungu sangat tua hingga hampir hitam. Ketebalan kulit mencapai 6 mm, lentur atau berbutir dan rapuh. Secara umum, daging buah alpukat seluruhnya berwarna pucat hingga kuning pekat. Buah alpukat berbiji tunggal, berbentuk pipih, bulat, kerucut atau bulat telur, keras, berwarna gading, dengan panjang 5–6,4 cm, dilapisi oleh kulit berwarna coklat, tipis, sering menempel pada rongga daging (Sebayang et al., 2024).
Kandungan
Alpukat diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder seperti saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, dan sterol yang berfungsi sebagai antioksian. juga memiliki kandungan nutrisi, antara lain yaitu lemak, mineral (kalsium, magnesium, potassium, fosfor), vitamin C, E, K, dan B kompleks seperti piridoksin, riboflavin, niasin, biotin, dan tiamin. Senyawa bioaktif utama yang terkandung dalam daging buah alpukat dan limbahnya (kulit, biji, dan daun) adalah polifenol diikuti oleh karotenoid, tokoferol, dan sterol. Pada daging buah, kulit, biji, dan daun banyak mengandung polifenol, sedangkan karotenoid dan tokoferol terutama terdapat pada daging buah alpukat. Senyawa bioaktif tersebut mendapatkan perhatian besar karena potensinya untuk mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit. Dari penelitian-penelitian terdahulu telah banyak diuji manfaat ekstrak daging buah, biji, daun dan kulit dalam bidang kesehatan, diantaranya yaitu memiliki aktivitas sebagai antikanker, antihiperglikemik, antibakteri, antihipertensi, anti kejang, antiinflamasi, analgesik, dan batu ginjal. Oleh karena itu, ampas dan limbah alpukat merupakan sumber senyawa bioaktif potensial yang cocok untuk aplikasi makanan atau nutraceutical (Sebayang et al., 2024).
Khasiat
Secara garis besar alpukat memiliki beberapa manfaat yaitu menjaga berat badan, memelihara kesehatan jantung, menjaga kesehatan mata, mencegah dan mengatasi sembelit, mengontrol tekanan darah, mengurangi risiko terjadinya kanker, mencegah radang sendi, menurunkan risiko gangguan metabolik, dan mencegah cacat lahir pada janin. Buah dan daun alpukat memiliki khasiat untuk menurunkan kadar kolesterol total serta memiliki efek dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan biji alpukat digunakan sebagai obat di Nigeria dalam mengobati orang yang bertekanan darah tinggi. Alpukat banyak digemari selain dagingnya yang enak, alpukat juga bermanfaat pada dunia pengobatan. Buah alpukat kaya akan nutrisi dan juga zat antioksidan. Buah alpukat juga menjadi satu-satunya buah yang mengandung lemak mono-unsaturated. Biji buah alpukat mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid, dan saponin. Pada bidang industri biji buah alpukat digunakan dalam industri pakaian sedangkan untuk pengobatan biji alpukat dapat mengobati sakit gigi, hipertensi, dan diabetes mellitus. Buah alpukat segar mempunyai nilai gizi yang tinggi. Jumlah vitamin A tergantung pada warna buahnya. Daging buah dengan warna kuning lebih banyak vitamin A-nya daripada daging buah yang berwarna pucat (Hartati et al., 2022).
Cara Pengolahan
Alpukat dapat diolah menjadi beberapa bentuk:
- Rebusan Daun Alpukat untuk Penurun Kolesterol Sebanyak 5 lembar daun alpukat segar dicuci bersih kemudian direbus dengan air sebanyak 200 mL selama 15 menit hingga airnya tersisa 100 mL, kemudian saring air rebusan dan air rebusan dapat dikonsumsi (Rustanti et al.,2021)
- Minuman Serbuk Biji Alpukat
Untuk membuat minuman dari biji alpukat, pilihlah biji alpukat yang masih bagus dan dapat digunakan, lalu siapkan jahe dengan perbandingan 2:1. Kupas kulit biji alpukat dan jahe, kemudian cuci hingga bersih, lalu iris tipis keduanya. Setelah itu, siapkan wajan dan peralatan untuk menyangrai, kemudian sangrai biji alpukat dan jahe yang sudah diiris secara merata hingga berwarna hitam dan mengeluarkan aroma kopi. Setelah selesai, diamkan sejenak lalu giling perlahan hingga halus, kemudian saring hasil gilingan sampai diperoleh bubuk halus. Untuk penyajian, masukkan dua sendok makan bubuk olahan biji alpukat ke dalam gelas, tambahkan gula sesuai selera, lalu seduh dengan air mendidih sambil diaduk hingga merata, dan minuman pun siap disajikan serta dinikmati (Pangestu et al., 2022).
Daftar Pustaka:
Hartati, S., Yunus, A., Nandariyah, E. Y., Pujiasmanto, B., Purwanto, E., Samanhudi, S., … Dirgahayu, P. (2022). Diversifikasi Tanaman Pekarangan Dengan Tanaman Alpukat untuk Meningkatkan Gizi Keluarga. Jurnal SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat), 11(2), 161–166. https://doi.org/10.20961/semar.v11i2.61199.
Pangestu, M. B. A., Rizkyah, S. A., Fidhayanti, A. R., Isnaini, S. A., Roidah, I. S., & Diana, L. (2022). Pengembangan limbah biji alpukat sebagai inovasi produk minuman kesehatan (Studi kasus KWT Mekar Sentosa). KARYA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(3), 87–90. e-ISSN 2798-1827. Diakses dari https://jurnalfkip.samawa-university.ac.id/KARYA_JPM/article/download/167/147
Rustanti, E., Puspita, E., Puspita, S., & Rohmani, S. (2021). Pemanfaatan tanaman herbal daun alpukat dan pemeriksaan kolesterol darah pada lansia. Jurnal Bhakti Civitas Akademika, IV(1). Retrieved from https://e-journal.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jbca/article/view/132/125
Sebayang, S., Rayendra, R., Wientarsih, I., & Priosoeryanto, B. P. (2024). Potensi Tanaman Alpukat (Persea americana Mill) dalam Bidang Dermatologi. Jurnal Veteriner dan Biomedis, 2(2), 79–85. https://doi.org/10.29244/Jvetbiomed.2.2.79-85.

