Pegagan untuk Stroke

Manfaat Pegagan untuk Pengobatan Stroke

Pegagan (Centella asiatica L. Urban) merupakan tumbuhan tropis dengan daerah penyebaran cukup luas, dari dataran rendah sampai dataran tinggi, hingga 2.500 m di atas permukaan laut (Januwati dan Muhammad 1992). Pegagan dapat ditemukan di daerah perkebunan, ladang, tepi jalan, pematang sawah, ataupun di ladang yang agak basah (Besung 2009).

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan terbesar di dunia. Pemanfaatan tanaman obat sebagai bahan pengobatan penyakit telah lama digunakan di tengah – tengah kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di desa. Salah satu tanaman yang dimanfaatkan masyarakat sebagai pengobatan stroke adalah pegagan, karena pegagan memiliki efek neuroprotektif dan mampu meningkatkan fungsi kognitif pada pasien stroke yang sedang dalam pemulihan.

Stroke adalah penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab kematian nomor tiga di dunia. Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dan dapat menyebabkan kematian tanpa penyebab lain selain vasikuler. Menurut World Health Organization (WHO) ada 15 juta orang menderita stroke di seluruh dunia setiap tahun. Dari jumlah tersebut, 5 juta meninggal dan 5 juta lainnya cacat permanen.

Klasifikasi tanaman daun pegagan menurut bermawie dkk, 2008 sebagai berikut.

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophuta

Subkelas : Rosidae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Centella

Spesies : Centella asiatica (L.) Urb.

1. Morfologi tanaman

Pegagan merupakan tanaman terna atau herba tahunan yang memiliki panjang lebih kurang 10 m. pegagan memiliki akar tunggang dan tidak berbatang. Daun tunggal, tersusun dalam roset akar, dua sampai sepuluh, bentuk ginjal, pangkal membulat, tepi beringgit, diameter 1-7 cm, pertulangan menyirip, tangkai 1-5 cm, hijau. Bunga majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, tangkai lebih kurang 3 cm, daun pelindung dua, bulat telur, panjang lebih kurang 4 mm, hijau kekuningan, mahkota bentuk terompet, panjang lebih kurang 1,5 cm, lebar lebih kurang 8 mm, biru muda. Buah pipih, berlekuk dua, berusuk, ungu kecokelatan.

2. Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada pegagan

  • Antioksidan

Pegagan mengandung antioksida yang berkhasiat meningkatkan vitalitas dan daya ingat serta mengatasi pikun yang berkaitan erat dengan asam nukleat (Brotosisworo, 1979).

  • Triterpenoid

Kandungan triterpenoid pegagan dapat merevitalisasi pembuluh darah sehingga peredaran darah ke otak menjadi lancar selain itu juga memberikan efek menenangkan dan meningkatkan fungsi mental menjadi lebih baik (Prabowo, 2002).

  • Flavonoid

Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbanyak terdapat di alam. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan ( Jayanti,2007).

3. Pemerian simplisia

Berupa batang, helaian daun, bunga dan buah, batang beruas-ruas pendek, berupa stolon, berambut halus, helaian daun yang menggulung dan berkeriput disertai stolon dan tangkai daun yang terlepas, bentuk ginjal atau bulat telur, pertulangan daun menjari, pangkal daun berlekuk, tepi beringgit sampai bergerigi, ujung daun membulat atau tumpul, permukaan daun umumnya licin, tulang daun pada permukaan bawah agak berambut, stolon dan tangkai daun berwarna cokelat kelabu, helaian daun hijau kelabu, bau aromatic lemah, mula-mula tidak berasa kemudian agak pahit (Farmakope herbal Indonesia edisi II hal 347).

4. Manfaat pegagan

Manfaat daun pegagan secara emperik dapat digunakan sebagai peluruh air seni, membantu mengatasi sariawan, pereda panas dan meningkatkan nafsu makan, sedangkan herba pegagan dapat bermanfaat untuk membantu meningkatkan daya ingat.

5. Cara penggunaan pegagan

  • Cuci daun pegagan segar 20 lembar dibawah air mengalir sampai bersih
  • Kemudian, rebus daun pegagan dengan 3 gelas air sampai mendidih dan menyisihkan air sekitar
  • Dinginkan air rebusan pegagan. Lalu minum 1/3 rebusan air pegagan tiga kali sehari.
Baca juga: "Kunyit: Rempah Dapur Penuh Khasiat"

Referensi

Besung, K.I. 2009. Pegagan (Centella aisatica) sebagai alternatif pencegahan infeksi pada ternak. Jurnal Penelitian Universitas Udayana 2(1): 1.

Brotosisworo, S. 1979. Obat Hayati Golongan Glikosida. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. hlm. 44-45.

Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. 2017. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Januwati, M. dan H. Muhammad. 1992. Cara budidaya pegagan (Centella asiatica L.). Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(2): 42-44.

Jayanti, Henny Dwi. 2007. Pegagan. Karya ilmiah. Padang : Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang.

WHO, (2018). Stroke Statistics. Diunduh pada tanggal 14 April 2021. Pada pukul 19.00 WIB dalam web site: http:/www.strokecenter.org/patients/abaut-stroke/stroke-statistics.

Kemenkes RI. 2017. Acuan Bahan Baku Obat Tradisional dari Tumbuhan Obat Di Indonesia. Direktorat Produksi Dan Distribusi Kefarmasian.

Prabowo. 2002. Centella Anti Radang. Jakarta : PT Intisari Mediatama.

WHO, (2018). Stroke Statistics. Diunduh pada tanggal 14 April 2021. Pada pukul 19.00 WIB dalam website: http:/www.strokecenter.org/patients/abaut-stroke/stroke-statistics.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top